Kamis, 05 Februari 2009

Iklan Testemoni : Diantara Kejujuran dan Kebohongan Publik

Iklan testemoni dipakai banyak produsen, yang masih gress dan memiliki kasus besar sebelumnya adalah Oreo. Oreo dinyatakan mengandung melamin yang membahayakan kesehatan manusia, terutama anak-anak. Karena 4 minggu sebelum pernyataan itu keluar dari pemerintah, sejumlah 40 bayi di China (bahan2 Oreo dari China) dinyatakan terkena gagal ginjal karena susu yang mereka konsumsi mengandung melamin.
Nah, Oreo sekarang sedang beriklan dengan model testemoni, Ferdi Hasan bintangnya. Ferdi menyatakan bahwa Oreo bener2 aman, bahkan kedua buah hatinya pun diperbolehkan makan Oreo, karena sekarang Oreo memprosesnya secara seksama dan dipastikan aman.
Dari sini bisa ditarik kesimpulan, dulu Oreo asal-asalan, ceroboh dan tidak aman. Baru sekarang mereka memperbaiki diri setelah pasti sudah merusak ginjal (dalam level apapun) rakyat Indonesia... Lanjutannya, Ferdi sendiri dibayar untuk memberi testimoni keamanan Oreo, kalo ada kesalahan produksi dan lain2 dan produk tidak aman, apakah Ferdi bisa bebas dari dosa nyuruh orang makan makanan tidak aman... masalah hukum mungkin bisa dihadapi dengan Lawyer jagoan. Kalo Tuhan, gimana ya?
Masih banyak tuh artis yang mempertaruhkan nama dan kejujurannya pada sebuah merek yang membayarnya...

5 komentar:

Anonim mengatakan...

wah mas.. jika kita sudah mulai membahas soal Tuhan dimata para artis (spesifiknya para endorser iklan) maka.. hanya decak kagum yang bisa berikan pada mereka.. kagum ketika para public figur ini rela menjual salah satu bagian terpenting dari esensi kehidupan yaitu 'faith'.. seolah olah tidak ad kehidupan setelah kematian (maybe menurut sebagian orang memang ga ad or memang sengaja tidak dipikirkan hehe)..
seperti yang mas jojo sudah kemukakan sebelumnya.. 'Masih banyak tuh artis yang mempertaruhkan nama dan kejujurannya pada sebuah merek yang membayarnya...'
jaman sekarang ini sepertinya nama baik dan image (also good reputation) bisa dengan gampang dibeli.. hehe money talks!!
so sekarang masyarakatlah yang harus dididik agar lebih aware terhadap pesan pesan media yang cukup manipulatif.. the problem is siapa yang mau mendidik masyarakat?? adakah orang atau sekelompok orang yg bisa concern dengan fenomena tersebut? or again and again money talks.. :)
by: priska

djoko setyabudi mengatakan...

sepertinya kita2 yang harus mendidik kita2 juga. maksudnya, kita yang bagian dari masyarakat yang berkewajiban mendidik teman-teman kita yang anggota masyarakat juga. nah itu bagian dari gerakan media literacy. membantu temen2 agar tidak buta media, sehingga tidak diperbudak oleh media. namun bisa memanfaatkannya secara bijaksana...

Anonim mengatakan...

but the problem is,, apakah kesadaran itu ad pada setiap anggota masyarakat?? lol.. tapi its not a bad idea to start something.. making small step to trigger changes.. dimulai dari kita kita para pemuda pemudi insan komunikasi.. mari bergerak untuk memberantas buta media!!

Anonim mengatakan...

but the problem is,, apakah kesadaran itu ad pada setiap anggota masyarakat?? lol.. tapi its not a bad idea to start something.. making small step to trigger changes.. dimulai dari kita kita para pemuda pemudi insan komunikasi.. mari bergerak untuk memberantas buta media!!
by : priska

Anonim mengatakan...

hmm,,kalo menurut saya,,endorser bisa jadi tidak hanya memikirkan uang,,mereka kan pastinya memang percaya dgn produk itu,,
untuk OREO ini, saya sey positif thinking karena saya pencinta OREO,,mgkn OREO yang diproduksi di luar negeri (China) saja yang bermasalah, sementara yang diproduksi di Indonesia hallan thoyiban,,,
lagipula klo saya kenapa2 gara2 OREO setidaknya ferdy Hasan juga senasib sama saya..hehehe...
jadi,,belum tentu endorser yang salah,,
seperti juga yang terjadi dengan kosmetika Dr.kayama klo ga salah, dimana endorser nya adalah maia,,mgkn ajah kan maia emang ga ngerti klo produk dr.kayama ini berbahaya...
dan menurut saya, ini bukan masalah buta media atau tidak buta media,,kita tahu suatu produk itu berbahaya atau engga kan juga dari BPOM,,betul?jadi mungkin BPOM dan instansi terkait seperti depdag dan deperind lebih dapat mengkomunikasikan produk-produk yang berbahaya(biasanya sey yang berbahaya ga kan dapat ijin dan otomatis ga diproduksi lagi sampe bahan yang berbahaya itu diganti sama yang lebih ramah makhluk hidup)
alhamdulilahnya lagi,ibu saya suka neliti makanan dan minuman, jadi saya tahu mana yang baik untuk kesehatan dan mana yang engga..hehe,,

-sekar-