Sabtu, 24 Januari 2009

XL yang Sadar

Setelah bereksperimen dengan iklan versi monyetnya, akhirnya XL kembali ke Luna Maya. Ini langkah yang bijaksana, setelah image XL indentik dengan monyet. Meskipun maksud pengiklan tidak demikian, tapi kan tidak ada yang bisa menyuruh konsumen untuk menafsirkan iklan, harus seperti apa. Undang-undang saja bebas ditafsirkan oleh orang beda-beda. Inilah bahayanya iklan yang tidak mudah dicernah, terutama jika pemakai produk berada di level of educations dengan range lebar. Dari yang gak lulus SR sampe professor bisa menjadi konsumen. 
Memang iklan tidak dijadikan single tool dan masih disertai oleh tools yang lain, namun jika consumer jurney tidak dipahami bener2, sehingga banyak yang hanya diterpa oleh iklan saja dan tidak diterpa oleh media lain, yang notabene merupakan integrasi marcomm activities tadi, nah bencana sedang dimulai deh...
Dalam kasus XL, biaya produksi iklan versi monyet emang jauh lebih murah, tapi resikonya terlalu besar. Dan ada satu karakter orang Indonesia yang selalu tersinggung bila disamakan dengan binatang, apalagi lebih bodo dari binatang. Ada black trap di sini, mau lucu dan diingat, tapi justru dibenci meski sama2 diingat. Repotnya kalau suatu brand diingat karena hal yang jelek, akan sulit mengembalikan image ke posisi sebelumnya, setidaknya kalo bisa, biayanya gedhe juga. 
Jadi, hati2 dengan black trap...

Berkenalanlah dengan Sopan...

Hari-hari ini para calon legeslatif dengan sangat agresif memperkenalkan dirinya dengan spanduk, stiker, leaflet dan lain-lain. Payahnya mereka memasang di tempat2 yang tidak pada sopan. Tidak sopan karena asal pasang dan merusak pemandangan kota, lingkungan kampung dan desa. Asal pasang, asal gak bayar, asal bisa dilihat. Inilah ketidaksopanan mereka. 
Anyway, inti dari pemasangan semua materi tersebut adalah ingin kenalan, dan selanjutnya mau mendukung dalam bentuk memilih dalam pemilu kan? Tapi sayang, para calon legeslatif ini tidak paham cara 'beradab' untuk berkenalan lalu kalau ada kesempatan minta didukung. Lihatlah cara para pemasara komersial melancarkan kampanye komersialnya, mereka malah lebih sopan dan berusaha berempati pada perasaan konsumen (ada juga sih yang enggak). 
Penempatan materi komunikasi itu yang memberikan image 'tidak beradab' karena kelihatan sekali para calon legeslatif ini tidak menempatkan pada tempatnya, tetapi hanya mengejar murah dan dilihat orang. Padahal bukan pada tempatnya. Disamping merusak pemandangan, juga melanggar aturan pemerintah daerah. Mestinya udah banyak caleg yang didenda karena melanggar perda tentang advertensi.... 
Logika sederhana akan membawa kita pada alur : cara berkomunikasi tidak sopan --> orang tidak beradab, orang tidak beradab --> tidak memahami dirinya, masyarakat dan norma sosial, orang yang tidak memahami dirinya, masyarakat dan norma sosial --> tidak akan mempedulikan orang lain. Jadi orang ini nanti juga tidak tahu kewajibannya sebagai wakil rakyat, kalo terpilih.... simpelnya, kampanye ada sopan santunnya pak/bu/mbak/mas...

Rabu, 21 Januari 2009

Tom & Jerry : 1000 killing tricks for kids

Tom mengejar Tweety, burung kecil ini lari melewati kursi meja dan terus masuk ke pantry. Di sana dia naik ke meja masak dan sembunyi di sebuah panci dan berlindung di bawah tutup panci, karena tidak ada tempat ngumpet lain. Aman. Tapi diam-diam Tom menyalakan kompor dan pelahan2 panas merambat, memang Tom sudah menyiapkan panci itu di atas kompor dan mempersiapkan panci itu jadi tempat ngumpet Tweety yang dikejarnya...

Pernah membayangkan ada  seorang anak yang merebus temannya sendiri? Kira-kira begitulah kalau cerita itu muncul di sinetron yang diperankan oleh para bintang sinetron yang rupawan. Kalau ada adegan demikian, esok harinya Kompas akan penuh dengan surat pembaca yang menghujat PH pembuat sinetron itu.

Tom and Jerry memang kartun tapi bukan berarti Tom bebas memukul kepala Jerry dengan martil atau sebaliknya, Jerry menguliti Tom hingga kulitnya bisa digantungkan di kapstok. Dan kalau pun mereka terus melakukan kekerasan kita tak pernah protes. Kita justru merasa Tom and Jerry menghibur anak-anak kita... membuat mereka tidak keluyuran, membuat mereka tertawa-tawa dan tidak rewel. Tapi jangan salahkan anak-anak kalau mereka menggorok leher anda saat anda tidur pulas. Karena hal itu biasa dilakukan oleh Tom maupun Jerry. Dan itu yang mereka nonton tiap hari....

Iklan Jajanan Anak

Coba nongkrong di depan tv di hari minggu sejak jam 06.00 sampai jam 11.00, pegang remote trus zapping dari satu saluran ke saluran lain. Isinya acara2 anak, dari kartun, boneka hingga robot. Tapi kalau iklan, jangan dipindah, cermati iklan-iklan yang muncul, 70% iklan jajanan anak. Coba cek cara menawarkan produk mereka, sangat mendikte, penuh iming-iming, trik dan berbagai efek yang mengulik fantasi anak. Mungkin kita tidak akan terlalu peduli dan memandang iklan itu payah... udah gitu aja. Tapi coba deh kita berposisi sebagai anak, ih iklan itu bener2 bikin ngiler, suer. Di sisi lain, apakah kita yakin semua yang bikin ngiler anak-anak itu aman?

Itulah makanya saya serukan bagi siapapun yang memiliki masih punya tanggung jawab membesarkan anak, lindungi mereka dari tindasan produsen produk anak.... mereka masa depan negara kita. Karena KPI tidak punya cukup waktu nongkrong di depan tv di minggu pagi...

Selasa, 20 Januari 2009

Consumer Insight, Seberapa Pentingkah?

Sejauhmana kita kenal teman kita, sejauh itu pula kita bisa dengan mudah menghubunginya. Kita tau kapan dia udah tidur, kapan sedang pacaran dan kapan sedang free. Sehingga kalo pengen ngajak jalan, pinjem uang, nongkrong dll, kita tau waktu yang tepat. Selain itu, kita bisa pilih tema obrolan, pilih kasus buat curhat, soalnya kita tau selera dan kemampuan psikologisnya dalam mendengarkan keluh kesah... karena kenal dekat, maka jarang bikin kesalahan. Habis gimana lagi, kan udah tahu kalo gini dia suka, kalo gitu dia gak suka.... 
Begitulah manfaatnya kalo kita memahami consumer insight, kita kenal lebih dekat siapa si 'consumer' itu, seterusnya seperti teman kita tadi. Kita jadi tau apa yang dimaui dan gak dimaui dan seterusnya.... jadi mestinya penting banget.

Senin, 19 Januari 2009

Volume Iklan Mengusir Penonton

Coba deh, kalo sedang nonton film trus tiba-tiba iklan pasti volume tv jadi lebih gedhe... nah bukan masalah iklannya yang bikin jengkel, tapi gara-gara volume yang membesar dengan sendirinya bikin kita selalu aktif dengan remote, akhirnya justru bikin saya zipping ke other channel. Karena zipping lebih efisien, cuma pencet satu tombol dan sekali pencet. Kalo ngecilin volume, mencetnya 2 kali. Ya udah akhirnya iklan itu gak dilihat, gak ada exposure... sedangkan secara kognitif, dengan adanya perubahan volume itu membuat penonton tidak lagi fokus dan sebagus apapun iklan kalo sikap penonton negatif, ya percuma deh... terutama di malam hari di atas jam 10 malem, kan volume lebih lebih sensitif... karena udah sepi. Seharusnya dibedain 'volume policy' iklan yang diputar jauh malam dan waktu lain....