Sabtu, 07 Februari 2009

ReBranding : Jalan Bercabang

Seorang teman beberapa hari yang lalu ganti nama, cuma nama depan. Wih repotnya, kabar-kabar ke sana kemari. Komen berluncuran, dari yang bilang namanya pas, namanya kurang pas (mau bilang jelek, sungkan kali ya) sisanya menanggapi biasa aja... nah kenapa kok hal ini tidak pernah diributkan pas seorang anak bayi baru diberi nama?
Ya, bener! Namanya bayi kan belum ketauan pas atau gak nama itu, paling-paling komentarnya : wah kayak anak bule aja... atau artinya apa sih? 
Beda dengan orang yang ganti nama. Dia orang, kan udah punya track record... pernah nyolong, sering ngutil atau udah naik haji, dermawan dan lain-lain. Hal inilah yang menjadi penting diperhatikan ketika sebuah brand akan melakukan reBranding. 
Harus menjelaskan kembali semua dari awal pada stakeholders, terutama adalah potential dan existing consumer, bahwa saya dulu adalah X yang sekarang Y, saya sekarang gini-gitu dan lain-lain. Check the relevant case, IBM jadi Lenovo... dari made in USA jadi made in China, tapi tetep kuat, kokoh, reliable dan high performance.... 
Di akhir omongan, berapa duit ya buat reBranding? Banyak, tapi bisa semakin banyak jika tidak diurus dengan baik...
Kebayang gak temen saya tadi yang ternyata SMS atau email dikirim ke temen2 ternyata mencantumkan nama yang salah...

4 komentar:

Anonim mengatakan...

well.. andaikan yang namanya rebranding se simple mengganti nama anak ya mas :) pasti budget yang dikeluarin ga perlu sampai bermilyar milyar hehe,, harus ganti logo, beriklan kesana kemari, mendidik karyawan tentang culture perusahaan yang baru, etc.. coba klo cuma kaya ganti nama anak.. tinggal selamatan.. trus ibu ibu pada bergosip (the power of words of mouth haha..).. sudah deh.. in few days udah terjadi rebranding itu..
rebranding memang merupakan fenomena tersendiri didunia marketing and communication.. ada celah masing masing dimana kedua field ini bisa membidik sasaran agar rebranding bisa menjalani prosesnya hingga public menjadi aware terhadap adanya perubahan tersebut (rebranding)..
by : priska

djoko setyabudi mengatakan...

nah, itu tadi baru bicara namanya kan? sekarang memastikan bagaimana image yang diinginkan oleh new brand name itu bisa dipercaya oleh para stakeholders. Pertanyaan inilah yang membuat kita harus menengok ke internal aspects, semua divisinya kembali dilihat, terutama ya produksi. Dengan kata lain, reBranding tidak hanya masalah nama, namun the whole side of the brand. Bukan tidak mungkin brand tersebut akan menjadi semakin besar karena apa yang kita claim memang diyakini oleh stakeholders dan terjadi transaksi yang besar atas produk. Artinya jalan menuju keberhasilan jelas terbuka, namun sebagai warning, jalan menuju kegagalan juga terbuka. Oleh karena itu bicara reBranding bukan hanya soal marketing communications or/and PR aja. Tapi keseluruhan aspek dari perusahaan, termasuk mindset orang-orangnya. Ini memang butuh pemikiran yang detil dan hati-hati, namun kalo memang perlu dilakukan,ya harus dilakukan...

Anonim mengatakan...

ehmm.. mas back to research things niy, so jika kita ingin meneliti mengenai reBranding,, maka keseluruhan aspek tersebut menjadi bahan untuk dievalusi dong?..
wow,, ternyata reBranding bukan merupakan hal simple ya.. brand name changing hanya merupakan bagian kecil dari strategi perubahan tersebut.. tampaknya jika saya berniat menjadi seorang brand manager (dream job :P ) reBranding merupakan suatu 'big job' yang memerlukan banyak pemikiran dan actions yang efisien dan berkualitas.. agar dapat sepenuhnya menggapai internal dan eksternal aspeknya..
by : priska

djoko setyabudi mengatakan...

Yang barusan kita bicarakan adalah gambaran besar yang secara cepat aku pengen jelasin at a glance. Kalo kita mau scrutinize it dengan baik, ada kok sistematikanya. Sehingga kita bisa mengurutkan alur-alur logikanya, dan kita bisa temui aspek-aspek apa saja yang perlu di'rubah' untuk melahirkan sebuah brand baru yang memiliki semua atribut yang baru dengan (biasanya) tidak meninggalkan citra positif brand sebelumnya yang masih dianggap masih menguntungkan jika dipakai.
Back to research stuff, nah sebenarnya setiap brand yang telah melakukan reBranding sudah semestinya melakukan evaluasi, terutama audience research for assuring apakah proyek reBranding telah berhasil atau gak. kalo gak mana aja yang perlu diperbaiki.
Sedangkan di konteks internal, sudah tentu evaluasi harus terus dilakukan dengan membandingkan situasi actual dengan kondisi sasaran. Dalam tahap tertentu, kinerja pemasaran yang dinilai dari sales volume pada akhirnya juga dilakukan...